Perayaan Maulid Pada Masa Turki Utsmani
Perayaan Maulid Pada Masa Turki Utsmani
Bulan Rabi’ul Awwal atau juga dikenal
dengan bulan Maulid merupakan bulan penting dan bersejarah bagi umat islam.
Dinamakan bulan maulid karena pada bulan tersebut adalah bulan kelahiran
Nabi agung kita Nabi Muhammad SAW Sang Khatamul Anbiya wal Mursalin, nabi
dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT , nabi yang diutus sebagai Rahmatan
lil’aalamiin, rahmat bagi seluruh alam. Bulan maulid juga mengingatkan kita
tentang kehidupan dan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan agama
islam, dan juga akhlaq mulia beliau yang penuh dengan kesabaran dan kasih
sayang.
Umat Islam di seluruh dunia senantiasa
merayakan malam ke-12 bulan Rabi'ul Awwal. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri di
hari kelahirannya, beliau duduk bersama para Sahabat, menceritakan
kejadian-kejadian yang terjadi ketika kelahiranNya. Para Sahabat seperti Hasan
bin Tsabit RA, Abdullah bin Rawahah RA, dan Ka’b bin Zuhair RA melantunkan syair-syair
yang memuji RasulNya. Rasulullah SAW juga menjamu para Sahabat yang datang dan
memberikan sedekah kepada para fakir miskin.
Upacara perayaan Maulid Nabi sendiri secara
resmi pertama kali dirayakan pada masa Dinasti Fathimiyah di Mesir. Tradisi
ini dilanjutkan pada masa dinasti Mamluk, dinasti Turki Utsmani
hingga sekarang oleh umat islam di berbagai penjuru dunia.
Maulid Nabi di Masa
Turki Ustmani
Menurut riwayat, upacara perayaan Maulid pertama
kali dilaksanakan sejak masa pemerintahan Sulaiman Al Qanuni (1520-1566)
di lingkup istana, dan mulai secara resmi diadakan pada masa pemerintahan Sultan
Murad III (1574-1595). Upacara perayaan Maulid ini diikuti oleh sang Sultan,
dan seluruh pejabat kenegaraan. Sultan Murad III juga yang pertama kali
memerintahkan agar dinyalakannya kandil / pelita di menara-menara masjid dan
dibacakannya kitab maulid di masjid-masjid pada malam perayaan maulid nabi.
Pada perayaan malam maulid nabi oleh kesultanan,
biasanya pembacaan kitab maulid yang berisikan kisah riwayat hidup Nabi
Muhammad SAW ini dilaksanakan di Masjid Ayasofya / Hagia Sophia. Setelah
berdirinya Masjid Sultan Ahmed (Blue Mosque), pembacaan kitab maulid lebih
sering dilaksanakan di masjid ini. Adakalanya dibacakan di masjid-masjid besar
lainya seperti Masjid Bayezid, Masjid Nusretiye, Masjid Dolmabahçe dan Masjid Eyup
Sultan.
Upacara perayaan maulid
biasanya diawali dengan Mevlid Alayı
/ Pawai Maulid. Dalam Pawai Maulid ini terdapat para pembesar kesultanan,
dan juga sang Sultan
yang menaiki kudanya diiringi rombongannya bergerak dari istana menuju masjid
tempat diadakannya perayaan maulid nabi.
Yang paling terakhir masuk ke masjid adalah
sang sultan dan dibacakan surat Al-Fath hingga beliau masuk. Ketika sultan masuk
ke masjid, para jamaah akan berdiri menyambutnya dan beliau akan duduk di Hünkar
Mahfili (tempat sholat khusus sultan). Kemudian imam masjid akan menyampaikan
ceramah. Setelah berceramah, sang imam akan dipakaikan jubah berbulu, hadiah
dari sang sultan. Setelah ceramah, para Mevlidhan (pembaca kitab
maulid) akan membacakan kitab maulid. Saat itu juga, jamuan berupa şerbet
(sejenis minuman sirup), gula-gula/manisan dan juga wewangian dibagikan kepada
jamaah yang hadir. Setelah selesai membaca kitab maulid, para mevlidhan juga mendapatkan
hadiah berupa jubah dari sultan. Upacara ditutup dengan doa. Sultan dan
rombongannya pun pulang kembali menuju istana.
Tradisi perayaan maulid yang diisi dengan
ceramah dan pembacaan kitab maulid ini juga dilaksanakan di masjid-masjid lain
di seluruh penjuru turki utsmani. Tradisi ini terus berjalan hingga hari ini di
kalangan masyarakat turki.
Kitab maulid yang populer dibacakan pada
masa turki utsmani adalah kitab “Vesiletün Necat” (baca: wasilatun
najah) atau dikenal dengan Mevlid-i Şerif, karya Süleyman Çelebi seorang imam di Masjid Bursa Ulucamii /
Masjid Agung Bursa yang ditulis pada tahun 1409 M. Kitab ini berbahasa turki
utsmani dan ditulis dalam bentuk nadhom matsnawi dengan ilmu arudh
bahar ramal yang berwazan “failatun-failatun-failun”. Kitab ini berisikan 732
bait yang terdiri dari beberapa bagian seperti; munajat, riwayat hidup Rasulullah
SAW dari mulai diciptakan Nur Muhammad, kelahiran beliau sampai wafat, dan ditutup
dengan doa-doa.
Halaman awal kitab Mevlid-i Şerif |
Semoga dengan wasilah merayakan bulan Maulid ini kita semua diberikan keberkahan oleh Allah SWT dan juga dapat meneledani akhlaq dan budi pekertiNya. Aamiin
Referensi :
https://www.fikriyat.com/tarih/2017/11/20/osmanli-doneminde-mevlid-merasimi
https://www.yenisafak.com/hayat/osmanlida-mevlidgecesi-merasimleri-3572360
Komentar
Posting Komentar