Tradisi Berbagi Bubur Asyura di Turki
Tradisi Berbagi Bubur Asyura di Turki
Memasuki bulan Muharram, atau di Jawa dikenal dengan nama Suro, berbagai
kegiatan digelar. Mulai dari peringatan malam 1 Suro, hingga Hari Asyura yang
jatuh pada hari ke-10 bulan Muharram.
Di Turki sendiri, Hari Asyura (dalam bahasa Turki: Aşure Günü) selalu diperingati cukup meriah oleh masyarakat
Turki. Menurut riwayat, saat Nabi Nuh AS turun dari kapalnya menuju daratan
setelah berlayar dan selamat dari banjir bandang besar yang menerjang, beliau
meminta seluruh orang yang berada di dalam kapal untuk mengumpulkan sisa
makanan perbekalan di kapal, kemudian diolahnya semua sisa perbekalan tersebut
menjadi bubur. Lalu dimakan bersama-sama sebagai perwujudan rasa gembira dan
bentuk rasa syukur kepada Allah karena telah selamat dari peristiwa banjir bandang
yang mereka alami saat itu.
Dari peristiwa inilah yang lahir tradisi di Turki untuk membuat bubur Asyura yang dilakukan setiap tahun. Bahkan hal ini sudah menjadi tradisi secara nasional yang tetap bertahan sampai sekarang. Setiap datangnya bulan Muharram, ibu-ibu di Turki akan membuat
bubur asyura di rumah dan membagikannya ke para tetangga. Sebenarnya, tradisi
membuat bubur asyura ini tidak hanya dilakukan di Turki saja. Sebagian daerah
di Indonesia juga memiliki tradisi membuat bubur asyura, seperti di Kalimantan,
Riau dan Jawa dll. Namun, yang membedakan bubur asyura di Turki dan di
Indonesia adalah bahan pembuatan buburnya. Bubur asyura versi masyarakat Turki
sangat beragam dan didominasi oleh kacang-kacangan.
Bahan dasar pembuatannya adalah biji jali-jali. Bentuknya mirip dengan
benih wheatgrass yang populer untuk jus kesehatan. Dimasak
dengan air dan gula. Dengan tambahan kuru fasulye (white bean/kacang
putih), kacang almond, kismis, buah tin, kacang arab, pistachio, bubuk kayu
manis, aprikot, plum dan buah delima. Cita rasa manis yang khas dengan
aroma bubuk kayu manis, isian kacang-kacangan dan sedikit rasa asam dari
buah-buahan inilah yang menjadikan bubur Asyura (dalam bahasa turki disebut “Aşure” baca:
Asyure) digemari
oleh masyarakat Turki. Asyure sendiri juga sering dihidangkan sebagai hidangan penutup (dessert) di
hari-hari biasa diluar bulan Muharram.
Tradisi hidangan Asyure di masa Turki
Utsmani
Tradisi membuat Asyure adalah salah satu tradisi yang sangat penting di masa Turki Utsmani. Asyure menjadi bagian penting dalam perayaan umat islam di bulan Muharram. Setiap tanggal 10 Muharram, di dapur Istana Topkapı para juru masak membuat bubur asyure menggunakan kuali khusus, kemudian dibagikan ke masyarakat sekitar istana. Di Istana Topkapı, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat Asyure diambil dari gudang bahan khusus yang disebut Kiler-i Has yang dipersiapkan sebelum datang hari Asyura.
Bubur Asyure di istana dibuat
oleh juru masak khusus yang disebut Helvacıbaşı, yang merupakan juru
masak makanan penutup di istana. Dengan diiringi upacara yang besar, bubur
Asyure yang telah dimasak pertama-tama diberikan kepada Sultan dan penduduk harem
(area keluarga sultan dan para pelayan istana), kemudian kepada para
pembesar kesultanan, setelah itu dibagikan kepada para fakir miskin dan
masyarakat sekitar.
Tradisi membuat bubur asyure di antara masyarakat Turki Utsmani adalah sebagai berikut:
Setiap keluarga akan memasak asyure mereka dalam panci khusus yang disebut dengan
helvahane. Orang yang tertua di rumah akan mengaduk asyure sambil
membaca surah Yasin. Setelah itu, pancinya ditutup dengan nampan dan dibiarkan
sampai matang. Setelah matang, bubur asyure dibagikan secara berurutan dari penghuni
rumah yang tertua hingga yang termuda dan dimakan diiringi dengan bacaan shalawat.
Resep bubur asyura
versi turki
Untuk 40 porsi
◦ 1
kg biji jali jali
◦ 500
gr kacang Arab mentah (garbanzo)
◦ 500
gr white bean
◦ 600
gr kismis golden raisin kecil
◦ 600
gr apricot kering
◦ 600
gr buah tin kering
◦ 4
apel merah
◦ 2
kulit jeruk sunkist
◦ Setengah
gelas Rose water Food grade
◦ 1
gelas beras
◦ 2
kg gula pasir
◦ 1lt
susu UHT
Untuk toping (sesuai
selera)
◦ Almond
slice
◦ Walnut
◦ Delima
merah
◦ Daun
mawar
◦ Pistachio
Cara membuatnya
disiapkan sehari sebelum nya ;
◦ Biji
jali cuci bersih dan bilas 3 kali rendam selama 1 malam
◦ Bilas
white bean rendam selama satu malam
◦ Bilas
kacang garbanzo lalu rendam dengan air panas selama satu malam
◦ Rebus
terpisah white bean dan garbanzo di panci terpisah sampai empuk (garbanzo lama
matang nya untuk mempercepat bisa pake panci presto)
◦ Besok
nya cuci dan bilas biji jali 3 kali
◦ Masukan
biji jali ke dalam panci bersama 8 lt air mendidih setengah jam kemudian
tambahkan lagi air panas 4 lt
◦ Sambil
menunggu jali jali matang rendam buah apricot yang telah di potong dadu kecil
dan kismis di wadah yang berbeda
◦ Rendam
buah tin kering yang telah di potong dadu kecil dengan air hangat
◦ Rebus
biji jali selama kurang lebih 1,5 jam
◦ Masukan
kismis yang air nya telah di buang
◦ 15
menit kemudian masukan beras dan apricot
◦ 15
menit kemudian masukan kacang garbanzo dan white bean lalu tambahkan 4 lt air
mendidih
◦ Potong
dadu sangat kecil kulit jeruk lalu rebus hingga air mendidih lalu saring dan
masukan ke dalam panci
◦ Potong
dadu kecil apel bilas lalu masukan dalam panci
◦ Masukan
air mendidih lagi 4 lt
◦ 10
menit kemudian masukan susu
◦ Kemudian
masukan gula dan rose water,
selalu aduk pelan
agar tidak gosong bawah nya
Hidangkan di
mangkuk sedang dalam keadaan dingin 👌
Selamat menikmati
Not : Bahan bahan
bisa di dapatkan dari online shop
اِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِـوَجۡهِ اللّٰهِ لَا نُرِيۡدُ مِنۡكُمۡ جَزَآءً وَّلَاشكورا
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan
keridhaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.” (QS.
Al-Insan: 9)
Sumber : https://www.gzt.com/lokma/asurenin-tarihi-osmanlidan-gunumuze-asure-gelenegi-blog-3595144
Komentar
Posting Komentar